Rajin Berinovasi Bikin Blue Bird Terus Bertahan
Rajin Berinovasi Bikin Blue Bird Terus Bertahan
Rajin Berinovasi Bikin Blue Bird Terus Bertahan – Agar tidak bersaing dengan start-up (start-up), perusahaan yang didirikan harus berinovasi untuk bertahan hidup secara permanen di tengah-tengah perubahan. Operator yang diperlukan dan gerakan lincah adaptasi untuk bertahan di tengah persaingan yang ketat.
Pasal “Bahaya di Comfort Zone Being” tulis Tjahja Gunawan Diredja di Kompas.com (2012/09/11) mengatakan tidak ada pertumbuhan di zona kenyamanan (kenyamanan zona) dan n ‘ tidak ada kenyamanan di daerah pertumbuhan. Disepakati oleh Indra Priawan Djokosoetono, grand-anak dari pendiri taksi Blue Bird yang terus sekarang upaya yang diprakarsai oleh neneknya, akhir Fatimah Mutiara Djokosoetono.
Indra mengatakan perusahaan mampu mempertahankan eksistensinya adalah perusahaan yang tidak dalam zona kenyamanan. Jadi, menurut Indra, manajemen perusahaan selalu mendorong pikiran untuk terus berinovasi.
“Hindari zona kenyamanan selalu cara untuk berinovasi dan terus meningkatkan apa yang dapat ditingkatkan pada layanan (service) yang diberikan,” kata Indra Kompas.com sana beberapa waktu.
Mengawali tonggak operasi pada tahun 1972, Blue Bird memilih produsen mobil Holden Torana Australia armada generasi pertama. Mengutip Artikel Kompas.com (2015/02/10) pada waktu itu mobil merek Jepang tidak seperti pemain dan masih didominasi oleh Amerika dan merek Eropa.
Tidak seperti taksi modern, Holden Torana bahkan tidak power steering dan AC (AC). Sistem biaya dengan jumlah kilometer pada saat itu masih menggunakan cara mekanis. sopir taksi Blue Bird sering merujuk sebagai “argo Jewer”.
Bukan tanpa alasan mitra percontohan untuk mengintegrasikan istilah. Untuk mengaktifkan “argo Jewer”, pilot harus “Tweak” alat. Indra mengatakan sistem diukur diadopsi oleh Blue Bird ketika ada bukti bahwa taksi yang diluncurkan keluarga adalah pelopor dari meteran taksi.
Ketika kompetitor lain dan taksi taksi garis mulai muncul, kata Indra, banyak kritik yang diterima oleh Blue Bird. kritik berfokus pada kemudahan pemesanan melalui sistem aplikasi. Dia mengatakan dia menanggapi mereproduksi penerapan My Blue burung yang memungkinkan pelanggan untuk memesan taksi secara online.
“Banyak kritikus menginginkan kami untuk memesan taksi menjadi lebih mudah, sistem aplikasi yang lebih baik, serta kedatangan taksi lebih cepat,” katanya.
