RJ Lino Di Tangkap KPK, Kejagung Tetap Dalami Kasus Pelindo II
RJ Lino Di Tangkap KPK, Kejagung Tetap Dalami Kasus Pelindo II
Melansir dari emailmeeting.biz, Kejaksaan Agung RI memastikan penyidikan kasus PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II yang menyeret nama mantan Direktur Utama Richard Joost Lino (RJL) tetap berjalan, meskipun RJ Lino telah di tahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Direktur Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah beliau mengatakan bahwa, perkara yang di tangani pihaknya berbeda dengan yang di tangani KPK.
“Tidak ada keterkaitan lah, orangnya tetap sama, tetapi kasus kan berbeda, tidak bisa dianggap sama, mungkin di sana (KPK) kerugian negara yang keluar dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) itu memang kerugian keuangan negara sebagaimana di maksud Pasal 2 dan Pasal 3 Tipikor,” kata Febrie seperti di kutip ANTARA.
1. Kasus RJ Lino di Kejagung masih pendalaman dokumen yang belum selesai
Mengutip dari armyants.org, KPK resmi menahan RJ Lino pada Jumat, 26 Maret 2021 yang sebelumnya telah di tetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Quay Container Crane (QCC) di PT Pelindo II.
Penyidik KPK memanggil RJ Lino sebagai tersangka dari kasus tersebut. KPK sebelumnya telah menetapkan dan mengumumkan RJ Lino sebagai tersangka pada Desember 2015 lalu.
RJ Lino di sangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) dan atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Menurut Febrie, penyidikan kasus Pelindo II di Kejaksaan Agung masih pendalaman beberapa dokumen yang belum selesai.
“Kalau di Kejagung masih pendalaman ada beberapa dokumen, jaksa penyidik belum selesai, nah itu nanti yang di pastikan masuk ke ekspos lagi,” kata Febrie.
2. Kejagung dalami dugaan korupsi Pelindo II dengan pihak JICT
Kejagung sedang mendalami perbuatan melawan hukum yang ada dalam kasus Pelindo II.
“Kalau di KPK dalam kualifikasi tipikor di Kejagung juga kualifikasinya belum tentu juga. Kita lihat kasus yang penyidik tangani, apakah alat buktinya cukup untuk membawa RJ Lino ke persidangan kan itu,” ujar Febrie.
Terkait dengan apakah kasus Pelindo II sudah ada calon tersangka atau belum, Febrie mengatakan hal itu masih dalam penyidikan umum.
Kejagung telah mendiskusikan kasus Pelindo II dengan penyidik dan penuntut umum. Ada beberapa catatan dari hasil ekspose untuk di pastikan kembali, apakah perpanjangan kerja sama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan PT Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) itu di buat untuk kejahatan tindak pidana korupsi yang menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
“Nah, itu sudah berkali-kali didiskusikan dari penyidik dan penuntut umum. Ekspose semua ada beberapa catatan untuk memastikan kembali. Apakah perpanjangan itu memang di buat untuk kejahatan tipikor untuk menguntungkan dirinya atau orang lain,” tutur Febrie.
3. Kejagung belum tetapkan tersangka dalam kasus Pelindo II
Penyidikan kasus dugaan korupsi di PT Pelindo II kali ini di lakukan pasca-Kejagung menerbitkan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Nomor: Print-54/F.2/Fd.1/09/2020. Penyidik sejauh ini telah melakukan penggeledahan di kantor Jakarta International Container Terminal (JICT) dan menyita sejumlah dokumen sebagai barang bukti.
Tindak pidana korupsi dalam kasus tersebut di duga terjadi saat perpanjangan pengelolaan pelabuhan yang di lakukan JICT dengan Pelindo II. Dalam perpanjangan itu, di duga ada perbuatan yang melawan hukum.
Meski telah naik ke tahap penyidikan, belum ada yang di tetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Kejaksaan Agung beralasan masih menunggu hasil penghitungan kerugian negara dari BPK atas kasus ini.